ceceran darah sang mujahid
November 8th, 2007
Kala terik mencekat
Padang jihad menghampar luas
membentang
Memanggil sang mujahid
kala jihad berkumandang
Gema takbir mengangkasa
membahana
Kalimat laailaha illallah
menggelegar bak halilintar
Menikam dada zionis nan memiris
Bendera alliwa engkau kibarkan
tergagahkan
Arroya
engkau genggam erat
melekat
Engkau nan mewarisi….
Keberanian sang singa gurun Hamzah
Panglima nan gagah Mush’ab bin Umair,
Khalid bin Walid,
Shalahuddin al-Ayyubi,
Tarikh bin Ziyad,
Engkau yang dititisi darah syuhada Zaid bin Haritsah
Tiap jengkal tanah al-Quds dan Lebanon engkau jaga
“Itu milik kami juga saudaraku”ucap kami
Tapi dengan senyum sang Malaikat berkata
“Beda?”
Ya..
Kala engkau…
Bermandikan keringat
Gumpalan debu nan memburu
Sangitnya bau mesiu nan dituju
Anyirnya darah nan membuncah
Sedang kami…
Hanya berkoar-koar
anggap dikau saudara setubuh
Kami masih bangga berselimut nasionalisme
Padahal senyata kami mendukung sang agresor
Katanya bersekutu untuk membantumu
Tapi itupun hanya manis di bibir nan culas
Bagaimana mungkin mengemis kasih ke musuh
Merendah tergelepar memohon
Itu bukan Persatuan Bangsa Bangsa
Tapi Persatuan Bergundal-Bergundal
Itu juga bukan United Nation
Tapi United Nashara
Sesungging senyum mereka terucap
“Hancurlah kau wahai kaum muslimin”
Kala Iblis bermuka manusia
Dengan wajah garang bak anj**g menggeram
Melemparmu dengan cluster-cluster kembang api
Bak hujan gerimis berlabel zionis kepa**t
Menggenangimu dengan roket berlabel Holocaust
Di saat kami terpekur memagut
Engkau yang mewarisi
Darah Shalahuddin al-Ayyubi
Bangkit…
Tangan kanan mengenggam alliwa
Pun kala tangan mungil itu terputus
Kau guna tangan kiri
Kala tangan kiripun melepuh
Kau gunakan gigimu untuk mengibarkannya
Hingga gema takbir, talbiyah dari qalbumu
Menggetarkan penghuni kolong langit
Menguak senyum bidadari nan menyambut
Kala mortir terakhir menghujam raga
Kala nafaspun berhenti berhembus
Engkaupun sunggingkan senyum
Duhai indahnya..
Saudaraku…
Hanya balasan surga mewangi nan pantas untukmu
Bidadari langit nan mewangi
Berlarian menyambut merentang tangan
Tuk memelukmu sehangat cinta
Kami kan selalu teruskan perjuanganmu
K
obarkan cita suci
Tuk kemenangan Islam nan dirindui
Yogyakarta, 5 Agustus 2006 (06:03)
Sebuah persembahan kata :
Tuk saudaraku di Palestina dan Lebanon
Nan di anugerahi ladang jihad nan mempesona
Tuk pemuja ikatan nasionalisme…
Ah..apa yang bisa aku ucap
Selain bibir gemetar terkatup merapat
Sungguh…
Engkau takkan bisa mengulurkan tanganmu
Tuk membantu saudara seaqidah-mu
Di bumi al-Quds dan Lebanon.
Agar dirimu sadar…
Agar engkau kembali kepada Islam kaffah
Marilah bersegera mensatukan langkah gagah
Dalam naungan Daulah Islamiyah
Di antara titikan airmata cinta
‘tuk iringi pemergian sang syuhada
Duhai mujahid mujahidah…
Layakkah diri kami bersua denganmu kelak?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar