Jumat, 16 Oktober 2009

PUISI ISLAM

ceceran darah sang mujahid
November 8th, 2007

Kala terik mencekat
Padang jihad menghampar luas
membentang
Memanggil sang mujahid
kala jihad berkumandang
Gema takbir mengangkasa
membahana
Kalimat laailaha illallah
menggelegar bak halilintar
Menikam dada zionis nan memiris

Bendera alliwa engkau kibarkan
tergagahkan
Arroya
engkau genggam erat
melekat
Engkau nan mewarisi….
Keberanian sang singa gurun Hamzah

Panglima nan gagah Mush’ab bin Umair,
Khalid bin Walid,
Shalahuddin al-Ayyubi,
Tarikh bin Ziyad,
Engkau yang dititisi darah syuhada Zaid bin Haritsah
Tiap jengkal tanah al-Quds dan Lebanon engkau jaga
“Itu milik kami juga saudaraku”ucap kami
Tapi dengan senyum sang Malaikat berkata
“Beda?”

Ya..
Kala engkau…
Bermandikan keringat

Gumpalan debu nan memburu

Sangitnya bau mesiu nan dituju
Anyirnya darah nan membuncah

Sedang kami…

Hanya berkoar-koar
anggap dikau saudara setubuh
Kami masih bangga berselimut nasionalisme

Padahal senyata kami mendukung sang agresor
Katanya bersekutu untuk membantumu

Tapi itupun hanya manis di bibir nan culas
Bagaimana mungkin mengemis kasih ke musuh
Merendah tergelepar memohon

Itu bukan Persatuan Bangsa Bangsa

Tapi Persatuan Bergundal-Bergundal
Itu juga bukan United Nation

Tapi United Nashara

Sesungging senyum mereka terucap

“Hancurlah kau wahai kaum muslimin”
Kala Iblis bermuka manusia
Dengan wajah garang bak anj**g menggeram
Melemparmu dengan cluster-cluster kembang api

Bak hujan gerimis berlabel zionis kepa**t

Menggenangimu dengan roket berlabel Holocaust
Di saat kami terpekur memagut

Engkau yang mewarisi
Darah Shalahuddin al-Ayyubi
Bangkit…

Tangan kanan mengenggam alliwa

Pun kala tangan mungil itu terputus
Kau guna tangan kiri

Kala tangan kiripun melepuh

Kau gunakan gigimu untuk mengibarkannya

Hingga gema takbir, talbiyah dari qalbumu
Menggetarkan penghuni kolong langit
Menguak senyum bidadari nan menyambut
Kala mortir terakhir menghujam raga
Kala nafaspun berhenti berhembus
Engkaupun sunggingkan senyum

Duhai indahnya..
Saudaraku…

Hanya balasan surga mewangi nan pantas untukmu

Bidadari langit nan mewangi

Berlarian menyambut merentang tangan
Tuk memelukmu sehangat cinta
Kami kan selalu teruskan perjuanganmu
K
obarkan cita suci
Tuk kemenangan Islam nan dirindui
Yogyakarta, 5 Agustus 2006 (06:03)
Sebuah persembahan kata :
Tuk saudaraku di Palestina dan Lebanon
Nan di anugerahi ladang jihad nan mempesona
Tuk pemuja ikatan nasionalisme…
Ah..apa yang bisa aku ucap
Selain bibir gemetar terkatup merapat
Sungguh…
Engkau takkan bisa mengulurkan tanganmu
Tuk membantu saudara seaqidah-mu
Di bumi al-Quds dan Lebanon.
Agar dirimu sadar…
Agar engkau kembali kepada Islam kaffah
Marilah bersegera mensatukan langkah gagah
Dalam naungan Daulah Islamiyah
Di antara titikan airmata cinta
‘tuk iringi pemergian sang syuhada
Duhai mujahid mujahidah…
Layakkah diri kami bersua denganmu kelak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar