Rabu, 08 Desember 2010

WAWANCARA UNTUK PENGENALAN
PESERTA DIDIK




Oleh
Kelompok XII

Ahmad Risani 1013034024
Arum Mawarni 1013034032
Bagus Vijiarto 1013034003
Debi Ranu 1013034080
Hegar Prahara 1013034047
Rizky Amalia 1013034014
Dewi Sri Wahyuningsih 0743034010
Fitriana Gunarti 0743034019
Reni Safitri 0743034035









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010


PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. atas berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengenalan Peserta Didik ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang wawancara yang dilakukan untuk mengenal lebih dalam peserta didik. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang mata kuliah Pengenalan Peserta Didik .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Herpratiwi, M.Pd. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Pengenalan Peserta Didik yang telah membimbing baik dalam pembelajaran di kelas maupun dalam penyelesaian tugas ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung, kami juga mengucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa dalam penyusuna makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempuraan dalam penyelesaian makalah-makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Oktober 2010


Penyusun



I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, dan manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan produk pendidikan yaitu individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.

Peserta didik merupakan obyek pendidikan yang paling utama. Suatu proses pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya peserta didik. Akan tetapi, pada saat ini pendidikan yang ada tidak mampu berjalan semestinya. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seagai contoh yaitu rendahnya minat belajar siswa sehingga prestasi yang diperoleh rendah. Dalam hal ini berarti proses pendidikan tidak berjalan dengan semestinya sehingga harus diupayakan pembenahan agar peserta didik mampu lebih baik lagi.

Salah satu upaya untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan melakukan wawancara untuk pengenalan peserta didik. Hal ini merupakan salah satu solusi atau cara yang dapat digunakan oleh seorang pendidik dalam perkembangan pendidikan khususnya permasalahan dalam bidang intern peserta didik. Guru sebagai seorang pendidik yang hampir setiap hari bersama dengan siswa, tentu sering mengeluhkan kondisi siswanya yang tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak mau mendengarkan penjelasan yang disampaikan kepadanya, mengobrol dengan teman terdekat pada saat guru menjelaskan materi, sering membolos, tidak mau melakukan kegiatan pembelajaran atau kalau pun mau melakukannya, siswa yang bersangkutan tidak begitu bersemangat, dan gejala-gejala perilaku siswa lainnya. Keluhan-keluhan para guru di atas hanya sebagian kecil saja yang nampak dari perilaku siswa. Jika keadaan tersebut berlangsung secara terus-menerus dan berlangsung cukup lama dalam diri siswa, maka akan mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, mutu pendidikan pada sekolah tertentu atau output yang dihasilkannya dan keutuhan perkembangan diri siswa itu sendiri.

Tidak semua orang memproses informasi dengan cara yang sama. Itu sebabnya kita perlu mengetahui bagaimana gaya bekerja otak diterjemahkan ke dalam gaya belajar yang berbeda-beda pula. Untuk itu dalam hal ini metode wawancara sangat tepat digunakan dalam permasalahan yang muncul pada dampak yang munculkan dari adanya revolusi gaya pembelajaran pendidikan. Ada beberapa peranan penting dari Wawancara bagi proses belajar mengajar di dunia pendidikan :
1. Sebagai alat penghubungung internal antara pendidik dan peserta didik
2. sebagai metode efektif bagi seorang pendidik untuk dapat meningkatkan minat belajar bagi peserta didik nya, dsb
B. Tujuan
1. Sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Pengenalan Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui berbagai macam wawancara yang dilakukan untuk pengenalan peserta didik.
3. Untuk mengetahui manfaat dilakukannya wawancara untuk pengenalan peserta didik.
4. Untuk mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan dari wawancara yang dilakukan untuk pengenalan peserta didik.







II. PEMBAHASAN


1. Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah, untuk dapat menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan Interview.

Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian, penerimaan pegawai ataupun dalam bidang pendidikan.

Orang yang mewawancarai dinamakan pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai dinamakan pemberi wawancara atau disebut juga responden. Seperti percakapan biasa, wawancara adalah pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang ke orang lain. Dalam sebuah percakapan, pengendalian terhadap alur diskusi itu bolak-balik beralih dari satu orang ke orang yang lain. Meskipun demikian, jelas bahwa dalam suatu wawancara si pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi tersebut dan menentukan arah dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Sedangkan menurut para pakar pendidikan yang dimaksud wawancara adalah sebagai berikut:
1. “Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung.” (Zainal Arifin, 1990:54).
2. “Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.” (Suharsimi Arikunto, 1997:27).

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah alat penilaian yang berisikan serangkaian pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari responden (siswa) dengan jalan tanya jawab sepihak. Perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa adalah wawancara bertujuan pasti menggali permasalahan yang ingin diketahui. Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
2. Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
3. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan yang akan diajukan.

2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informasi (siswa, keluarga atau guru kelas). Adapun wawancara yang digunakan ada dua cara, yaitu:

a. Wawancara secara langsung,
Yaitu informasi dan data digali dengan mewawancarai siswa secara langsung. Dalam wawancara ini kita harus mengkondisikan sesantai mungkin sehingga peserta didik yg hendak kita wawancarai tidak merasa tegang atau tertekan. Kita bisa mulai dengan pertanyaan-pertanyaan yg mudah dan menyenangkan, jika memang perlu, kita harus membuatnya tersenyum atau tertawa, dengan demikian Ia bisa lebih dekat dengan kita dan berani mengungkapkan apa yg dia rasakan dan dia inginkan tentang metode pembelajaran yg dia inginkan
b. Wawancara tidak langsung,
Yaitu informasi dan data digali dengan mewawancarai orang-orang yang tahu persis tentang siswa atau juga bisa menggunakan pertanyaan pertanyaan yang di berikan kepada peserta didik tersebut dalam bentuk kumpulan pertanyaan. Dalam membuat pertanyaan tersebut, hendaknya kita harus bisa membuatnya tidak monoton, seperti diselipkan sebuah cerita yang sesuai dengan usia peserta didik yang hendak di wawancari untuk wawancara dengan orang terdekat obyek, Kita bisa memulai dengan mewawancarai teman dekatnya atau teman yang kira-kira mengetahui tentang Ia.

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:
a. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang akan ditanyakan
b. Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut
c. Harus menjaga hubungan yang baik
d. Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya
e. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas
f. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
g. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data
h. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama
i. Guru harus mengobrol dalam wawancara
j. Batasi waktu wawancara
k. Hindari penonjolan aku dari guru

3. Tujuan Wawancara untuk Pengenalan Peserta Didik
Wawancara untuk pengenalan peserta didik adalah alat penilaian dan alat untuk mengetahui kepribadian atau karakter dari diri peserta didik atau siswa. Manfaat Wawancara untuk pengenalan peserta didik :
• Untuk mengetahui tingkat kemauan peserta didik dalam belajar.
• Sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyesuaikan metode pembelajaran sesuai tingkat kepribadian peserta didik.
• Sebagai sarana pemberian motivasi dari pendidik kepada peserta didik.
Seorang peserta didik memiliki perbedaan gaya-gaya yang mendasar dalam menerima suatu pelajaran. Dalam hal ini seorang pendidik tentunya harus dapat memahami perbedaan-perbedaan karakter tersebut. Dengan mengenal perbedaan gaya-gaya yang mendasar ini, guru akan lebih mudah menemukan referensi gaya belajar yang paling efektif untuk peserta didik atau siswa didiknya. Menurut para pakar, ada beberapa model gaya belajar :
a. Tipe Visual
Ini merupakan kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera penglihatan. Pada model gaya belajar ini, informasi data visual terbagi menjadi data berupa teks (tulisan, huruf, angka, simbol) dan berupa gambar (foto, diagram). Adapun ciri-ciri peserta didik tipe visual adalah sebagai berikut:
• Lebih mudah ingat dengan melihat,
• Lebih suka membaca,
• Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat orang lain melakukan dulu baru kemudian Ia sendiri yang bertindak, dan
• Peserta didik dalam kelompok ini juga dapat duduk tenang saat belajar di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu.
Sedangkan kendala dari tipe visual adalah sebagai berikut:
• Tidak suka berbicara di depan kelompok,
• Tidak suka mendengarkan orang lain,
• Mengetahui apa yang seharusnya dikatakan tetapi tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata,
• Tulisan tangannya berantakan sehingga tidak terbaca,
• Peserta didik dari kelompok visual juga biasanya kurang mampu mengingat informasi yang disampaikan secara lisan.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, maka seorang pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
• Gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan, atau kartu-kartu gambar berseri yang bisa dipakai untuk menjelaskan informasi secara berurutan.
• Mintalah peserta didik untuk menghapal dengan membayangkan obyek atau materi yang sedang dipelajarinya.


b. Tipe Auditory
Tipe Auditory merupakan kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera pendengaran. Pada model gaya belajar ini informasi terbagi menjadi data berupa bahasa dan nada. Ciri-ciri peserta didik tipe Auditory:
• Mudah mengingat apa yang didengarnya dan didiskusikannya,
• Senang mendengarkan,
• Lebih suka menuliskan kembali sesuatu,
• Senang membaca dengan suara keras,
• Bisa mengulangi apa yang didengarnya,
• Senang diskusi,
• Bicara atau menjelaskan panjang lebar.
• Peserta didik dengan tipe auditory pada umumnya menyenangi seni musik dan mudah mempelajari bahasa asing.
Kendala peserta didik dengan tipe Auditory, antara lain:
• Cenderung banyak omong,
• Tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut, apalagi bila peserta didik memiliki konsentrasi yang lemah.
• Peserta didik juga lebih memperhatikan informasi yang didengarnya, sehingga kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungannya.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, maka seorang pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
• Bekali peserta didik dengan alat perekam untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah,
• Libatkan peserta didik dalam kegiatan diskusi,


c. Tipe Kinestetik
Kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera tubuh. Pada model gaya belajar kinestetik, informasi terbagi menjadi data berupa gerakan dan sentuhan. Ciri-ciri peserta didik tipe Kinestetik:
• Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya,
• Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif,
• Banyak gerak fisik dan memiliki koordinasi tubuh yang baik,
• Menyukai kegiatan/permainan yang menyibukkan secara fisik,
• Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada menjelaskan.

Kendala dari tipe Kinestik adalah sebagai berikut:
• Peserta didik sulit mempelajari hal-hal yang abstrak,
• Tidak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional di mana guru menjelaskan dan peserta didik duduk diam,
• Kapasitas energi peserta didik cukup tinggi, sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, maka seorang pendidik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Bersekolah pada sekolah yang menganut sistem active learning di mana siswa banyak terlibat dalam proses belajar. Dengan begitu, kemampuannya dapat berkembang optimal. Untuk siswa yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas fisik, seperti kegiatan olahraga atau kesenian. Salurkan energi dengan memberikan kebebasan beraktivitas sebelum belajar, sehingga peserta didik bisa duduk tenang selama belajar.


Salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan cara pengamatan langsung dan guru melakukan pendekatan personal pada anak didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mewawancarai siswa yang bersangkutan, mengajaknya berbicara. Dengan cara demikian guru dapat mengenal lebih dekat anak didiknya, dapat memahaminya, dan siswa pun merasa diperhatikan.

Seorang pendidik melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat, dan adil (fair) tentang kepribadian atau karakter peserta didiknya. Seorang pendidik yang baik mencari sebuah pengungkapan atau wawasan (insight), pikiran atau sudut pandang yang menarik, yang cukup bernilai untuk diketahui. Jadi bukan sesuatu yang sudah secara umum didengar atau diketahui.

Pendidik yang baik harus mengerti bagaimana cara “memegang” orang yang diwawancarai dan menangani situasi. Pendidik yang melakukan wawancara harus bisa merasakan, apa yang harus dilakukan pada momen tertentu ketika berlangsung wawancara kapan ia harus bersikap lembut, kapan harus ngotot atau bersikap keras, kapan harus mendengarkan tanpa komentar, dan kapan harus memancing dengan pertanyaan-pertanyaan tajam (dari berbagai sumber yang direduksi).

4. Tekhnik Wawancara
Sebagai seorang pewawancara, pendidik harus dapat mengetahui bagaimana kondisi peserta didik pada saat diwawancarai. Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah terlihat ia bicara jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu. Untuk mengatasi hal-hal yang harus dilakukan dan mengetahui sifat dari jawaban interviewee, seorang pewawancara dapat menggunakan tekhnik atau cara.


a. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan wawancara, seorang pewawancara harus sudah benar-benar sehat secara fisik. Dengan kata lain, kondisi fisiknya benar-benar fit. Fisik yang prima akan mempengaruhi jalannya wawancara maupun hasil yang akan diperoleh dari wawancara tersebut.
b. Merancang Pedoman
Pedoman ini disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara,
2. Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan wawancara,
3. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur atau bentuk terbuka,
4. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis di atas, yakni membuat pertanyaan yang berstruktur atau yang bebas,
5. Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara.
c. Pedoman untuk Melaksanakan Wawancara :
Sebelum melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini disusun dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk mengetahui pemahaman bahan pengajaran (hasil belajar) atau mengetahui pendapat siswa mengenai kemampuan mengajar yang dilakukan guru (proses belajar mengajar),
2. Berdasarkan tujuan diatas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan wawancara,
3. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur ataukah bentuk terbuka,
4. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis diatas, yakni membuat pertanyaan berstruktur dan atau yang bebas.
5. Pertanyaan jangan terlalu banyak, cukup yang pokok-pokoknya saja.
6. Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara bebas.
Adapun tekhnik wawancara untuk pengenalan peserta didik adalah sebagai berikut:
• Mencari tahu typical personal dari peserta didik.
• Menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan dengan latar belakang peserta didik.
• Mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh peserta didik tentang jawaban dari pertanyaan yang kita berikan.
• Mengamati tentang isi jawaban yang diberikan peserta didik tersebut.
• Menyelidiki, benar atau tidaknya yang disampaikan.
• Menanggapai jawaban peserta didik tersebut.
5. Macam-macam Wawancara
Tidak semua orang memproses informasi dengan cara yang sama. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana gaya bekerja otak diterjemahkan ke dalam gaya belajar yang berbeda-beda pula. Pendidik dapat mengetahui potensi dan gaya belajar peserta didik secara detil dengan melakukan tes potensi dan bakat peserta didik. Wawancara bermacam-macam, tergantung dari informasi apa yang diinginkan si pewawancara dan bagaimana situasi serta kondisi yang dihadapi orang yang diwawancarai.

Berdasarkan alat evaluasinya, wawancara dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Wawancara terpimpin (guided Interview) yang juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan. Misalnya wawancara dengan peserta didik, wawancara dengan orang tua atau wali peserta didik dan lain-lain; dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk menilai peserta didiknya.Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang, yaitu berpegang pada panduan wawancara.
2. Wawancara tidak terpimpin (unguided Interview) yang sering dikenal dengan wawancara sederhana atau wawancara tidak sistematis ataupun wawancara bebas.Dalam wawancara bebas, pewawancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu. (Anas Sudijono, 2003:82-83).
Sedangkan berdasarkan cara pelaksanaanya wawancara dibagi menjadi dua yaitu:
1. Wawancara berstruktur, adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Wawancara tidak berstruktur, adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.
Berdasarkan Jenisnya wawancara dibedakan yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara berita (news peg interview) yaitu, wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah
2. Wawancara Pribadi (personel interview) yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya.
3. Wawancara Ekslusif (exclusive inteview) yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.
4. Wawancara Keliling/Jalanan (man in the street interview) yaitu wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran.
6. Keunggulan dan Kelemahan Wawancara
Suatu wawancara memiliki keunggulan sebagai berikut yaitu:
a. Dapat kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam.
b. Menjalin hubungan yang lebih erat antara pendidik dan peserta didik, karena melalui wawancara siswa bebas mengemukakan pendapatnya.
c. Wawancara bisa direkam sehingga jawaban siswa bisa dicatat secara lengkap.
d. Melalui wawancara data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi. Sebaliknya, jawaban yang belum jelas bisa diminta lagi dengan lebih terarah dan lebih bermakna asal tidak mempengaruhi atau mengarahkan jawaban siswa.
e. Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek
f. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
g. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi
h. Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket.
i. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.

Sedangkan kelemahan suatu wawancara adalah sebagai berikut:
a. Jika jumlah responden cukup besar, maka akan banyak menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya.
b. Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
c. Sering timbul sikap yang kurang baik dari responden dan sikap “over action” dari pewawancara, sehingga terjadi prasangka hasil yang diperoleh tidak objektif. Karena itu diperlukan adaptasi diri antara pewawancara dengan responden.
d. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai
e. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
f. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara
g. Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara



III. SIMPULAN

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara pewawancara atau dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interwiew guide. Wawancara untuk pengenalan peserta didik adalah alat penilaian dan alat untuk mengetahui kepribadian atau karakter dari diri peserta didik atau siswa. Manfaat Wawancara untuk pengenalan peserta didik :
• Untuk mengetahui tingkat kemauan peserta didik dalam belajar.
• Sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyesuaikan metode pembelajaran sesuai tingkat kepribadian peserta didik.
• Sebagai sarana pemberian motivasi dari pendidik kepada peserta didik.
Adapun tekhnik wawancara untuk pengenalan peserta didik adalah sebagai berikut:
• Mencari tahu typical personal dari peserta didik.
• Menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan dengan latar belakang peserta didik.
• Mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh peserta didik tentang jawaban dari pertanyaan yang kita berikan.
• Mengamati tentang isi jawaban yang diberikan peserta didik tersebut.
• Menyelidiki, benar atau tidaknya yang disampaikan.
• Menanggapai jawaban peserta didik tersebut.

Sedangkan metode yang sering digunakan untuk me wawancarai peserta didik adalah “metode secara langsung”. Hal ini didasarkan kepada efektivitas dan efisiensivitas dalam proses wawancara. Selain itu metode secara langsung dapat meminimalisir terjadinya kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi saat wawancara dan metode ini dilakukan face to face kepada peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta.
http://mcdougelad.blogspot.com/2009/11/pengertian-wawancara.html

http://mkpd.wordpress.com/page/7/?archives-list=1 Mengenal Wawancara
angket sistem evaluasi wawancara Komentar RSS feed
Ketut Sukardi, Dewa. 1984. Pengantar Teori Konseling. Ghalia Indonesia:
Denpasar.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdakarya: Bandung,
Sudjiono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo: Jakarta.

Minggu, 03 Oktober 2010

Mahasiswa dan Pergerakannya

MAHASISWA merupakan bagian dari perubahan dalam suatu bangsa untuk mencapai citacita bersama. Dalam beberapa generasi terdahulu mahasiswa selalu mengambil bagian dalam pembangunan dan kemajuan sebuah bangsa, terutama bagi Indonesia.

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya demi memperjuangkan sebuah nilai.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional bahkan gerakan mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia berkali-kali telah menorehkan tinta emasnya seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa karena gerakan mahasiswa yang ideal adalah gerakan mahasiswa yang memiliki nilai- nilai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, berpihak pada kepentingan rakyat, aktivitas amal nyata, konsisten dan tidak terjebak pada kepentinga materi ( uang) dan kekuasaan.
Ketika zaman penjajahan, mahasiswa merupakan penggerak kebangkitan nasional. Selain itu, pada 1997/1998 mahasiswa menjadi penggerak reformasi yang diawali dengan kejatuhan Orde Baru. Peranannya yang begitu besar memang perlu diperjuangkan terusmenerus. Pasalnya, mahasiswa dianggap sebagai kaum akademis yang belum tercampur berbagai kepentingan politik dan kelompok. Maka,sudah sewajarnya mengambil peran yang lebih penting dalam mengawasi pemerintahan,terutama untuk pemerintahan mendatang.
Dengan tetap memperjuangkan idealisme,sikap kritis,dan kepedulian terhadap kemajuan bangsa ini. Mahasiswa dan pergerakan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah di mana pergerakan merupakan upaya perhatian,pengawasan, dan kepedulian mahasiswa bagi bangsa dan negaranya.Pergerakan juga dapat dikatakan sebagai jiwa mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi kendati pergerakan mengalami transformasi dari masa ke masa.

Arah pergerakan semacam ini yang perlu diperjuangkan mahasiswa untuk mengawasi pemerintahan di masa sekarang dengan menjunjung tinggi etika, intelektualitas, dan semangat reformasi tanpa melakukan perbuatan anarki. Pengawasan terhadap pemerintah harus dilakukan mahasiswa dengan mengedepankan solusi atas permasalahan sehingga pergerakan diartikan sebagai sebuah tindakan yang konstruktif. Adapun beberapa pergerakan mahasiswa yang dapat dilakukan dalam rangka mengawasi pemerintah di masa sekarang adalah sebagai berikut.

Pertama, pergerakan ekonomi, merupakan sebuah sikap atas kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Pergerakan ini harus didukung dengan analisis yang mendalam atas dampak dan permasalahan, kemudian memberikan jalan tengah. Kedua,pergerakan politik,merupakan sebuah sikap atas keberadaan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.Apakah sesuai dengan amanah konstitusi,undangundang, dan Pancasila?
Jangan sampai politik yang berkembang dan muncul merupakan politik dagang sapi yang hanya mengumbar atau berbagi kursi tanpa pelaksanaan dan tujuan yang jelas. Ketiga,pergerakan sosial,merupakan sikap kritis yang perlu dibangun mahasiswa dalam menciptakan kepedulian kepada sesama melalui perjuangan atas hak, pendampingan terhadap masyarakat, dan kegiatan sosial lainnya.

Hal ini bertujuan agar pergerakan dalam pengawasan pemerintah tetap terjadi dengan memperhatikan ketiga aspek di atas. Diharapkan hal itu memunculkan sebuah pergerakan, perubahan,dan pembaharuan yang berkualitas sehingga mampu membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.(*)
Berbeda dengan partai politik yang berorientasi kekuasaan, gerakan mahasiswa memperjuangkan nilai (values) yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa. Gerakan mahasiswa adalah seperangkat kegiatan mahasiswa yang bergerak menentang dan mempersoalkan realitas objektif yang dianggap bertentangan dengan realitas subjektif mereka. Hal ini teraplikasi melalui aksi-aksi revolusioner dari yang bersifat lunak hingga sangat keras seperti pembuatan pamflet, penyebaran poster, pembuatan tulisan di media massa, diskusi-diskusi politik, lobi, dialog, petisi, mimbar bebas, pawai dikampus, aksi turun kejalan hingga mogok makan. Hal tersebut dilakukan bukan karena bukan pilihan karena mereka telah melihat sinyal adanya nilai- nilai “ suci” atau “ ideal” dan bahkan “universial’ yang tidak berpihak kepada rakyat.

Akan tetapi dewasa ini, dimanakah taring gerakan mahasiswa tersebut ? Gerakan mahasiswa ternyata ikut larut juga dalam kondisi sosial budaya masyarakat kita, mereka mulai tergerus dalam perjalanan zaman. Mereka lebih memilih untuk berada di zona nyaman mereka dari pada harus bersuara dalam aspirasi rakyat. Arah gerakan mahasiswa sudah tidak lagi berbicara konteks memperjuangkan kepentingan masyarakat tertindas, tetapi lebih berbicara apa yang dapat diuntungkan dari situasi yang sulit ini, bahkan mereka rela menggadaikan idealisme mereka dengan mencari muka dipanggung politik atas nama rakyat (red: katanya). Gerakan mahasiswa juga sering terlalu berani dan lurus tanpa konsep yang matang, sehingga mudah sekali dibaca, dikendalikan, dan akhirnya dimanfaatkan gerakan kelompok yang berkepentingan.

Degradasi inilah yang menyebabkan kemerosotan daya pikir dan intelektual mahasiswa. Mereka enggan lagi berbicara tentang ide-ide cemerlang untuk solusi masalah bangsa, apalagi mengorbankan jiwa mereka demi tegaknya nilai-nilai ideal. Padahal mahasiswa harusnya bersifat kritis, idealis, militan, progesive, dan revolusioner untuk mempertanyakan hal dari yang bersifat pinggiran ke masalah yang bersifat perubahan. Mahasiswa sebagai Social Control serta motor penggerak pembaharu seharusnya tetap peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena sampai kapan pun mahasiswa dengan semangat intelektualitasnya akan tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah agar tetap memikirkan kebutuhan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, serta menjadi penjaga demokrasi bangsa Indonesia dengan pengorbanan ikhlasnya membela kepentingan rakyat…

Jumat, 09 Juli 2010

"Al-Shabaab Bersumpah Akan Tingkatkan Serangan Mereka"

BELEDWEYN (Arrahmah.com) - Ratusan mujahid dari harakah Shabaab al-Mujahidin bersumpah akan mengintensifkan serangan mereka melawan tentara pendudukan Uni Afrika yang didukung Barat, Rabu (7/7).

"Para musuh Allah melakukan pertemuan di Ethiopia beberapa hari lalu dan setuju akan bertempur melawan pasukan yang berlandaskan kitab suci Al-Qur'an," ujar Sheikh Yusuf Said Ugas, pemimpin Al-Shabaab untuk wilayah Hiran.

"Kini kami telah bertemu dan bersatu untuk memerangi mereka. Kami berperang tanpa takut mati, sampai kami mampu mengangkat panji-panji tauhid di seluruh negeri dan menegakkan negara Islam," lanjutnya.

Enam negara anggota "Inter-Governmental Authority on Development (IGAD)" bertemu pada Senin (5/7) di Addis Ababa dan setuju untuk menambah pasukan sebanyak 2.000 personil ke Somalia.

Namun, Perdana Menteri Ethiopia, Meles Zenawi tidak mengakui dan mengatakan negaranya tidak akan mengirimkan pasukannya setelah menarik mundur pasukannya pada tahun lalu dari Somalia.

"Tidak. Kami tidak akan mengirimkan pasukan ke Somalia," ujarnya seperti yang dilansir AFP.

Di Beledweyn, ulama Al-Shabaab mengatakan, "Rekruitmen terbaru telah dimulai untuk memperbanyak kekuatan melawan musuh-musuh Allah yang bertujuan menghancurkan agama dan wilayah kami."

"Aku serukan kepada kalian, laki-laki maupun perempuan untuk berdiri dan mempertahankan agama kalian, mempertahankan negeri kalian dari tentara pendudukan dan sekutu mereka," tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Minggu, 25 April 2010

uuh








hahahahahai sedikit tentang kelas ku, t4 dmna aku menuntut ilmu tepatnya di kelas xii ips 1 sman 2 kotaagung.................................. i love u

Senin, 05 April 2010

SMAN 2 KOTAAGUNG adalah sebuah sekolah menengah atas yg terletak di jalan soekarno hatta komlek islamic centre............ terdapat 10 kelas yg terdiri dari 3 kelas x, 4 kelas xii dngan 1 klas ipa dan 3 klas ips dan terdiri dari 3 kelas xii (1 kelas ipa dan 2 kelas ips).

mungkin sekolahan kami ini bisa terbilang baru tapi soal prestasi kami sudah di perhitungkan........... bnyak prestasi yang sudah dicapai oleh sekolahan kami........ meskipun paling tinggi baru juara provinsi, tp itu sudah sngat membanggakan jika melihat baru berapa angkatan yg sedah da di sma kami tercinta.

bapak heru suprapto adalah kepala sekolah sman 2 kotaagung, beliau merupakan seorng kepala sekolah yg bisa di bilang sangat dekat dengan murid nya........ beliau adalah kepala sekolah yang cerdas, kami bangga mempunyai kepala sekolah seperti dy. saya yakin, di bawah kepemimpinan beliau, SMAN 2 KOTAAGUNG bisa menjadi andalan kabupaten tanggamus....... jadi majulah terus sekolah ku......... majulah SMAN 2 KOTAAGUNG.........

SMANDA.....................!!!!! HARUS BISA!!!!!